|
Semakin maraknya upaya penyelundupan belakangan ini, terutama penyelundupan pakaian bekas ke dalam negeri dan penyelundupan kayu ke luar negri, menjadi "concern" yang paling utama bagi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sebagai instansi yang diamanatkan oleh Undang-Undang menjadi pengawas lalu lintas keluar masuk barang ke dalam/luar NKRI, Bea Cukai selalu mengupayakan yang terbaik dalam menjalankan tugasnya.
Hal ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai dalam press release pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2010 di Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, Tanjung Balai Karimun.
"Penyelundupan pakaian bekas sangat mengganggu perekonomian Indonesia terutama pada sektor UKM Tekstil lokal" demikian papar Bapak Thomas Sugijata dalam kesempatan tersebut. Bea Cukai dalam melakukan pengawasan lalu lintas barang, dengan pengawasan berlapis, dimulai dari Patroli Laut di Perairan Selat Malaka dan Selat Singapura, kemudian di Selat Bangka, apabila masih lewat masih ada patroli di Selat Madura, dan Pengawasan Darat di seluruh pelabuhan Laut, untuk mencegah masuknya pakaian bekas dari luar negeri.
Pengawasan berlapis ini termasuk efektif dalam menggagalkan upaya penyelundupan pakaian bekas, terbukti sudah berkali-kali jajaran Bea Cukai menangkap kapal-kapal yang membawa pakaian-pakaian bekas yang dikemas dalam bentuk ballpress ini.
"Harapannya, dengan upaya ini, Bea Cukai ingin menyampaikan pesan, jangan menyelundupkan pakaian bekas yang dapat mengganggu perekonomian bangsa kita," ujar Bapak Thomas Sugijata menutup press release kali ini.
Dari kiri-kanan: Bapak Nasar S, Bapak Thomas Sugjiata dan Bapak Agung Kuswandono, saat meninjau hasil tangkapan. Foto diambil diatas salah satu kapal tangkapan, tampak di belakang atas, anjungan kapal tangkapan yang dijaga oleh petugas bea cukai Kanwil Khusus Kepri.
|
