TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN EKSPOR
|
NO
|
DATA TANGKAPAN
|
1.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. Alam Bahari
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda / ABK
|
:
|
Jefri alias Jufen / 5 Orang termasuk Nakhoda
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
+ 70 Ton Premium
|
|
Asal
|
:
|
Tanjung Uncang
|
|
Tujuan
|
:
|
Changi, Singapore
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian Negara
|
:
|
± Rp 1,4 Milyar (termasuk nilai kapal)
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-6003 / Komandan Edi Nurman
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Karang Galang (01º-14’-00” U/104º-02’-10” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Jumat, 14 Agustus 2009 pukul 22.00 WIB di perairan Karang Galang di radar BC-6003 terlihat ada gerakan mencurigakan menuju OPL Changi. Pukul 22.20 WIB BC-6003 melakukan pendekatan, dan ternyata gerakan tersebut adalah sebuah kapal yang tidak menggunakan lampu navigasi dan lampu lainnya. Pukul 22.30 WIB kapal tersebut yang bernama KM. ALAM BAHARI didekati dan disandarkan di lambung kiri BC-6003. Nakhoda dipanggil ke kapal BC-6003 untuk dimintai keterangan. Ketika ditanya tentang muatannya, ternyata kapal tersebut membawa premium sebanyak ±70 ton (pengakuan nakhoda) dengan tidak membawa satu pun dokumen pelindung.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau dengan menempatkan 3(tiga) orang pegawai BC-6003 dan sampai di pos Ketapang hari Sabtu, 15 Agustus 2009 pukul 07.00 WIB.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102A huruf (a) dan (e) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean;
e. mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dengan dokumen yang sah sesuai dengan pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1)
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang ekspor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dalam proses penyidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
2.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. Bujang Dua
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Suhaimi bin Rusmin
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
+ 3.000 batang kayu bakau
|
|
Asal
|
:
|
Sei Kembung
|
|
Tujuan
|
:
|
Batu Pahat, Malaysia
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian Negara
|
:
|
± Rp 260 juta (termasuk nilai kapal)
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-9004 / Komandan Zulkifli
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Tanjung Sedekip (01º-29’-30” U/103º-31’-40” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Kamis, 25 Juni 2009 pukul 01.00 WIB di perairanTanjung Sedekip , BC-9004 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM. Bujang Dua yang membawa muatan + 3.000 batang kayu bakau dengan tidak membawa satu pun dokumen pelindung.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102A huruf (a) dan (e) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean;
e. mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dengan dokumen yang sah sesuai dengan pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1)
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang ekspor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dilimpahkan ke KPPBC Tipe B Bengkalis dan sedang dalam proses penyidikan.
|
3.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. TUNAS BARU
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Riduan
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
+ 1.500 batang kayu bakau
|
|
Asal
|
:
|
Selat Panjang
|
|
Tujuan
|
:
|
Batu Pahat, Malaysia
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian Negara
|
:
|
± Rp 200 juta (termasuk nilai kapal)
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-10001 / Komandan Supirman
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Tanjung Sempayan (01º-14’-00” U/104º-02’-10” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Kamis, 09 Juli 2009 pukul 01.35 WIB di perairan Tanjung Sempayan, BC-10001 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM. TUNAS BARU dengan membawa muatan + 1.500 batang kayu bakau dengan tidak membawa satu pun dokumen pelindung.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102A huruf (a) dan (e) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean;
e. mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dengan dokumen yang sah sesuai dengan pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1)
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang ekspor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung.
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dilimpahkan ke KPPBC Tipe B Selat Panjang dan sedang dalam proses penyidikan..
|
4.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. SUMBER REZEKI
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Apres
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
+ 2.000 batang kayu bakau
|
|
Asal
|
:
|
Selat Panjang
|
|
Tujuan
|
:
|
Batu Pahat, Malaysia
|
|
Perkiraan Nilai Barang
|
:
|
± Rp 210 juta (termasuk nilai kapal)
|
|
Perkiraan Kerugian Neg
|
:
|
± Rp 4 juta
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-9002 / Komandan Rio Agustono
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Tanjung Sempayan (01º-26’-30” U/102º-48’-00” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Minggu, 02 Agustus 2009 pukul 00.30 WIB di perairan Tanjung Sempayan, BC-9002 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM. SUMBER REZEKI dengan membawa muatan + 2.000 batang kayu bakau dengan tidak membawa satu pun dokumen pelindung.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102A huruf (a) dan (e) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean;
e. mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dengan dokumen yang sah sesuai dengan pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1)
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang ekspor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dalam proses penyidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau
|
5.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. SAKIRA
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Acuk
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
± 1.700 batang kayu bakau
|
|
Asal
|
:
|
Selat Panjang
|
|
Tujuan
|
:
|
Batu Pahat, Malaysia
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian Negara
|
:
|
± Rp 200 juta (termasuk nilai kapal)
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-8005 / Komandan Fabian Cahyo W
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Tg. Sempayan (01º-25’-10” U/102º-50’-00” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Selasa, 18 Agustus 2009 pukul 01.00 WIB di perairan Tanjung Sempayan, BC-8005 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM. SAKIRA yang membawa muatan berupa ± 1.700 batang kayu teki.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102 huruf (a) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
8. mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (2);
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
Tindak Lanjut
|
:
|
Sedang dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepri.
|
Kerugian Negara : Kerugian secara immaterial (karena barang lartas)
|
Total Nilai Barang : ± Rp 2.270.000.000,- (termasuk nilai kapal)
|
Modus Operandi : Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
|
|
|
TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN IMPOR
|
|
NO
|
DATA TANGKAPAN
|
1.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM.WELGROW TANES II GT.34 No.09/GGh
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda / ABK
|
:
|
Rajamin Hasibuan / 6 Orang termasuk Nakhoda
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
Plastik Bekas dan Tilam Bekas (Belum dilakukan penghitungan)
|
|
Asal
|
:
|
Singapore
|
|
Tujuan
|
:
|
Batam
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian negara
|
:
|
± Rp 250 juta (termasuk nilai kapal)
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-1602 / Komandan Tongku A.T. Hasibuan
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Tg.Sengkuang (01º-13’-25” U/ 103º-57’-50” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Senin, 17 Agustus 2009 pukul 10.15 WIB di perairan Tanjung Sengkuang, BC-1602 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM. WELGROW TANES II yang membawa muatan berupa plastik bekas dan tilam bekas yang merupakan barang larangan.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102 huruf (a) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (2);
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dalam proses penyidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
2.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. ANISA INDAH GT.34
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Salam Harahap
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
+ 30 Plastik Bekas
|
|
Asal
|
:
|
Diduga dari Sungai Rambai, Malaysia
|
|
Tujuan
|
:
|
Dumai
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian Negara
|
:
|
± Rp 250 juta (termasuk nilai kapal)
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-20003 / Komandan Selamet Riyadi
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Tanjung Jering (01º-41’-00” U/101º-40’-54” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Jumat, 31 Juli 2009 pukul 00.15 WIB di perairan Tanjung Jering BC-20003 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM.ANISA INDAH yang membawa muatan ±30 ton (pengakuan nakhoda) plastik bekas yang merupakan barang larangan.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102 huruf (a) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (2);
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Diduga melakukan pemalsuan dokumen.
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dalam proses penyelidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
3.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. HARAPAN BARU
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Rawi Rambe
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
Makanan dan minuman ringan (Belum dilakukan penghitungan)
|
|
Asal
|
:
|
Batu Pahat, Malaysia
|
|
Tujuan
|
:
|
Bengkalis
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian Negara
|
:
|
± Rp 25 juta
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-6003 / Komandan Titis Argo Viatmoko
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Tanjung Jati (01º-14’-00” U/104º-02’-10” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Jumat, 31 Juli 2009 pukul 23.00 WIB di perairan Tanjung Jati BC-6003 melakukan penegahan terhadap yang bernama KM. HARAPAN BARU yang membawa muatan berupa makanan dan minuman ringan yang tidak diberitahukan di dalam manifest.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Permendag Nomor 56 tahun 2008 jo. Permendag Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2 ayat 2, yang berbunyi ” Impor Produk Tertentu hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang ditetapkan sebagai Importir Terdaftar (IT) – Produk Tertentu”.
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Memasukkan barang tidak melalui pelabuhan yang ditunjuk
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dalam proses penyelidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
4.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. KURNIA AGUNG
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Ardiansyah
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
± 130 karung Pakaian bekas dan ±100 unit barang-barang bekas
|
|
Asal
|
:
|
Singapore
|
|
Tujuan
|
:
|
Senggulung, Batam
|
|
Perkiraan Nilai Barang
|
:
|
± Rp 250 juta
|
|
Perkiraan Kerugian Neg
|
:
|
Kerugian secara imateriil (barang lartas)
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-911 / Komandan Miskal
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Karang Banteng (01º-10’-10” U/103º-50’-20” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Sabtu, 18 Juli 2009 pukul 20.30 WIB di perairan Karang Banteng, BC-911 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM. KURNIA AGUNG yang membawa muatan berupa pakaian bekas dan barang-barang bekas yang merupakan barang larangan.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102 huruf (a) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (2);
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dalam proses penyidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
5.
|
Nama Sarana Pengangkut
|
:
|
KM. SEDERHANA
|
|
Bendera
|
:
|
Indonesia
|
|
Nama Nahkoda
|
:
|
Herman bin Sarafuddin
|
|
Jumlah / Jenis Barang
|
:
|
± 200 karung, ±900 buah ban bekas, ± 10 buah kasur
|
|
Asal
|
:
|
Singapore
|
|
Tujuan
|
:
|
Batam
|
|
Perkiraan Nilai Barang dan Kerugian Negara
|
:
|
± Rp 75 juta
|
|
Penangkap
|
:
|
BC-911 / Komandan Afrizal
|
|
Lokasi penangkapan
|
:
|
Perairan Depan Tolop (01º-10’-00” U/103º-51’-00” T)
|
|
Kronologis Kejadian
|
:
|
Pada hari Selasa, 07 Agustus 2009 pukul 23.15 WIB di perairan Depan Tolop, BC-911 melakukan penegahan terhadap kapal yang bernama KM. SEDERHANA yang membawa muatan berupa karung, ban bekas, dan kasur.
Kapal dan muatan beserta ABK langsung ditarik menuju Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
|
Alasan Penindakan
|
:
|
Diduga melanggar Pasal 102 huruf (a) UU No. 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang berbunyi :
“ Setiap orang yang:
a. mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (2);
dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.
|
|
Modus Operandi
|
:
|
Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
|
Tindak lanjut
|
:
|
Dalam proses penyidikan lebih lanjut di Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
|
Kerugian Negara di bidang impor = Kerugian secara immaterial (karena barang lartas)
|
Total Nilai Barang = ± Rp 850.000.000,-(termasuk nilai kapal)
|
Modus Operandi : Mengangkut barang tanpa dilengkapi dengan dokumen pelindung
|
Memasukkan barang tidak melalui pelabuhan yang ditunjuk
|
Melakukan pemalsuan dokumen
|
|
Resume : Total Nilai Barang = ± Rp 3.120.000.000,-
|
Total Kerugian Negara = Kerugian secara immaterial (karena barang lartas)
|
Tg. Balai Karimun, 19 Agustus 2009
Kepala Kantor
ttd.
Nasar Salim
NIP 060062027
|